Kamis, 21 November 2013

Potensi Desa Wisata Tanjung



TUJUAN PEMBENTUKAN DESA WISATA TANJUNG
Pembentukan Desa Wisata Tanjung bertujuan :
  1. sebagai upaya untuk melestarikan budaya masyarakat yang adiluhung, agar tidak hilang karena adanya perkembangan jaman.
  2. sebagai upaya untuk mengelola lingkungan yang ada secara lebih baik dan berkelanjutan, agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat yang tinggal di kawasan Desa Wisata dan daerah sekitarnya, serta untuk menghindari degradasi lingkungan yang mungkin terjadi.
  3. sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengupayakan adanya penghasilan tambahan dari sector pariwisata. Bagi masyarakat di kawasan Desa Wisatan Tanjung dan sekitarnya.

POTENSI WISATA
Kesediaan dan semangat untuk menjadikan Desa Tanjung sebagai salah satu desa wisata di Kabupaten Sleman tentunya tidak tanpa pertimbangan yang matang, namun benar-benar setelah menelaah potensi yang dimiliki serta dampak-dampak yang mungkin timbul akibat adanya kegiatan pariwisata, baik terhadap manusianya maupun bagi lingkungan. Dengan penelaahan yang seksama, disimpulkan bahwa beberapa potensi yang dimiliki oleh Desa Tanjung sehingga layak dikembangkan sebagai desa wisata adalah :
a.    Potensi Fisik
Di wilayah Desa Wisata Tanjung terdapat bangunan-bangunan fisik serta kondisi alam yang berpotensi sebagai daya tarik wisata, antara lain :
*) JOGLO TANJUNG
Joglo Tanjung merupakan sebutan bagi sebuah bangunan adat Jawa berbentuk joglo yang terletak di dusun Tanjung. Joglo Tanjung ini dahulu merupakan sebuah rumah milik lurah desa yang sampai saat ini telah berumur lebih dari 200 tahun.
Bangunan Joglo Tanjung ini terdiri dari emperan, pendopo, pringgitan, ndalem (senthong tengah, senthong kiwo, senthong tengen) longkangan, serta pawon (dapur). Joglo Tanjung juga mempunyai bangunan tambahan di sebelah kiri (timur) bangunan utama disebut sebagai gandok kiwo yang didepannya terdapat kuncung, serta terdapat juga lumbung padi di sebelah barat bangunan utama (sekarang sudah direnovasi menjadi ruang tidur dan ruang serbaguna). Selain itu terdapat juga kandang jaran (tempat kuda) dan kandang bendi (garasi kereta) yang saat ini sudah beralih fungsi menjadi tempat menyimpan gamelan.
Di depan bangunan joglo ini terdapat halaman yang cukup luas. Sebelum memasuki pintu utama joglo, terdapat 2 buah tanaman sawo kecik yang ditanam di kiri dan kanan pintu masuk, sebagai perlambang permohonan agar segala sesuatunya senantiasa baik (sawo kecik = sarwo becik = serba baik).


*) AREAL PERSAWAHAN        
Desa Wisata Tanjung merupakan sebuah desa agraris yang masih mempunyai areal persawahan yang cukup luas. Di antara dusun-dusun yang ada, terhampar sawah-sawah sebagai lahan kehidupan masyarakat Tanjung.
Sebelum dicanangkan sebagai Desa Wisata, sawah-sawah tersebut semata-mata hanya untuk bercocok tanam petani. Namun sekarang, sawah-sawah itu juga merupakan asset wisata, dimana para wisatawan dapat belajar dan merasakan langsung bagaimana cara mengolah tanah, menanami, sampai memanen hasil pertanian hingga siap disajikan sebagai makanan pokok masyarakat. Selain itu, panorama yang indah di tengah persawahan dengan angina semilir dan keteduhan pohon yang ada juga dapat dinikmati untuk sekedar melepas kepenatan dan kejenuhan rutinitas kerja.




*) RUMAH-RUMAH PENDUDUK


a.     Potensi Kesenian Tradisional
*) ANGGUK PUTRI


*) PEKBUNG



*) JATHILAN




*) TARI KLASIK


*) SHOLAWATAN

*) HADROH

*) KARAWITAN

b.     Potensi Upacara Adat
*) KENDURI

*) MANTENAN

*) SUNATAN

*) WIWID

*) TEDUN

c.     Potensi Kerajinan/Home Industri
*) BATIK

*) MAINAN  ANAK

*) MAKANAN TRADISIONAL

Profil Desa Wisata Tanjung - Yogyakarta




Profil Desa Wisata Tanjung
Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta


Alamat : Tanjung, Donoharjo, Ngaglik, Sleman,
      D I Yogyakarta 55581
                Telp. (+62) 081229209872, 08156700291
                Email : desawisatatanjung@yahoo.com


LETAK GEOGRAFIS DESA WISATA TANJUNG

Desa Wisata Tanjung merupakan suatu desa wisata yang meliputi 3 padukuhan dalam wilayah Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman,  Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu Padukuhan Banteran, Padukuhan Panasan, dan Padukuhan Bantarjo. Secara geografis terletak di antara Gunung Merapi dengan Kota Yogyakarta, berjarak lebih kurang 10 km ke arah utara dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, atau sekitar 25 km ke arah selatan dari puncak Gunung Merapi.



KONDISI SOSIAL BUDAYA
Sebagaimana halnya dengan wilayah lain di Kabupaten Sleman, penduduk di Desa Wisata Tanjung sebagian besar juga merupakan petani atau buruh tani. Sebagian yang lain sebagai PNS, terutama Guru. Dengan demikian pola  kehidupan masyarakat agraris masih sangat kental dirasakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di wilayah Desa Wisata Tanjung ini.
Jumlah penduduk yang tinggal di Desa Wisata Tanjung lebih kurang 1600 orang, menempati sejumlah 324 rumah. Tingkat pendidikan penduduk Tanjung sebagian besar SLTA, beberapa Perguruan Tinggi. Hanya sebagian kecil yang tidak mengenyam pendidikan (buta huruf) dan itupun merupakan generasi tua dari penduduk Tanjung. Untuk meningkatkan pendidikan, terutama bagi generasi yang sudah agak tua, telah dilakukan Kejar Paket A dan Kejar Paket B yang dihimpun dalam kegiatan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ngudi Makmur.
Sifat kegotong royongan masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Desa Tanjung. Hal ini akan sangat terasa terutama pada saat ada warga masyarakat yang sedang membangun atau merenovasi rumah, mempunyai hajatan, atau sedang ditimpa musibah. Masih dikenal istilah SAMBATAN (berasal dari kata SAMBAT yang berarti meminta tolong), dimana penduduk kampong beramai-ramai membangun / merenovasi rumah salah satu warga secara suka rela tanpa diberi upah dari kerja gotong royong tersebut. Demikian juga pada tiap hari Minggu dan menghadapi Hari Raya, masih sering dilakukan kerja bakti membersihkan lingkungan secara bergotong royong.

PEMBENTUKAN DESA WISATA
Pembentukan Desa Wisata Tanjung dilatarbelakangi pemikiran dan kenyataan bahwa para wisatawan yang berkunjung ke wilayah Yogyakarta sudah mulai bosan dengan visata konvensional yang selalu diajak ke Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Kraton Yogyakarta. Dengan hanya mengandalkan obyek wisata konvensional tersebut,  masa tinggal para wisatawan di Ygyakarta juga relatif singkat, hanya sekitar 3 hari. Untuk itu perlu dicari terobosan baru untuk mengatasi permasalahan di atas. Salah satu alternatifnya adalah dengan melakukan wisata pedesaan, dimana para wisatawan diajak untuk menghayati pola kehidupan masyarakat pedesaan yang aman, tentram, dan damai, jauh dari segala kesibukan yang melelahkan. Para wisatawan juga diajak untuk hidup bersama dengan masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan yang luhur, seperti keramahan, gotong royong, tolong menolong, keuletan, serta kehidupan yang harmonis dengan alam sekitarnya.
Desa Tanjung sebagai sebuah desa yang memiliki monument budaya berupa Joglo Tanjung dan pola kehidupan masyarakatnya yang masih tradisional, menyambut baik keinginan pihak Pemerintah dalam hal ini Sub Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, bersama dengan beberapa pelaku wisata Jogjakarta, untuk menjadikan Desa Tanjung menjadi salah satu Desa Wisata. Kesediaan ini juga dilatarbelakangi kesadaran bahwa sudah selayaknya rejeki pariwisata tidak hanya dinikmati oleh orang-orang yang berpunya saja, namun masyarakat dusun juga dapat menikmatinya sekaligus sebagai upaya untuk melestarikan adat istiadat yang luhur warisan nenek moyang kita.
Sebagai tindak lanjut dari kesediaan itu, maka disusunlah panitia persiapan pembentukan Desa Wisata Tanjung. Hingga akhirnya pada tanggal 1 Juli 2001, secara resmi dicanangkan Desa Wisata Tanjung dengan ditandai pemukulan kentongan besar oleh salah satu turis mancanegara diikuti oleh turis-turis mancanegara lainnya dan seluruh  hadirin dengan memukul kentongan kecil. Pencanangan Desa Wisata ini  juga dihadiri oleh Asisten Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia, pejabat-pejabat Dinas Pariwisata Propinsi D I Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, serta beberapa biro perjalanan (travel Agent) yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya.